Kamis, 10 Juni 2010

kuis psikologi anak (anak dan media)

Anak dan Media : Good Manners Vs Upin & Ipin
Hemmm..siapa sih yang gag tau upin & ipin yang sering di tayangin d tv? Gag perlu anak-anak,namun banyak orang yang suka nonton upin & ipin di tv.betul..betul..betul..:D..saking banyak yang seneng sama kartun inii, jadi gak salah donk kalo sekarang sampe dibuat komiknya segalaa looo..asik kaann..;p
Nah tapii di materi anak dan media kali nii kita gag Cuma ngebahas komik upin &ipin ajaa nii..soalnyaa niii ada buku yang bagus banget buat di baca dan membantu anak-anak untuk bersosialisasi. Kaloo gituu yuukk kita lihat apa sih bedanya buku Good Manners Hello!Halo ama komik Upin &Ipin ???
Yuukkzzz intiipp yuukkk…*yukk..yaaaakkk..yyyuuuuukkk..;p

Data umum
Jenis : Buku
Judul : Good Manners Hello ! Halo !
32 halaman, tahun 2001

Jenis : Komik
Judul : Upin & Ipin Ayo Berkebun
36 halaman, tahun 2010

Penyampaian content
Buku bergambar, berwarna (buku good manners)
Komik full warna (komik upin dan ipin)

Content
*buku good manners
Berisi tiga cerita sangat pendek : pertama, bercerita tentang anak yang tidak membalas sapaan tetangganya. Kedua, bercerita tentang anak yang menyapa temannya tapi tidak dihiraukan oleh temannya. Dan ketiga, bercerita tentang anak yang melihat temannya bermain bola kemudian di ajak oleh temannya untuk ikut bermain bersama.
*komik upin dan ipin
Bercerita tentang Upin & Ipin yang tidak diperbolehkan kakaknya untuk bermain agar membantu kakak dan neneknya untuk berkebun, menanam sawi. Mereka berkebun dibantu juga oleh meimei yang memang senang berkebun. Meimei menjelaskan cara berkebun yang benar dan memberitahu binatang apa yang baik dan tidak baik bagi tanaman. Sedangkan Ihsan tidak mau membantu dan dijahili oleh Upin & Ipin dengan siput dan ulat. Namun, akhirnya mereka berdua yang kena getahnya, tersiram air campuran pupuk kandang.
Tujuan/materi yang ingin disampaikan/ pelajaran yang bisa diambil
*buku good manners
· Menyapa dan membalas sapaan orang lain itu perlu
· Memahami perasaan orang lain
· Simpati dan empati terhadap orang lain
*komik upin dan ipin
· Makan sayur itu sehat
· Cara-cara berkebun
· Tidak baik berperilaku usil pada orang lain/teman
· Anak mempunyai tanggung jawab terhadap rumahnya, tidak hanya bermain
Sasaran pembaca/penonton
*buku good manners
· Semua umur namun lebih cocok untuk anak-anak usia 3-5 tahun untuk melatih sosialisasi, simpati, dan empati anak sejak dini, menghormati dan mengahargai perasaan dan keberadaan orang lain (misalnya orang tua, teman, tetangga dll.) Dikemas dalam bentuk buku berwarna sehingga menarik bagi anak-anak
· Cocok bagi anak laki-laki dan perempuan karena semua anak perlu memiliki kemampuan bersosialisasi yang baik, empati terhadap orang lain, tidak memandang ia laki-laki atau perempuan
*komik upin & ipin
· Semua umur namun lebih cocok untuk anak-anak usia taman kanak-kanak hingga sekolah dasar untuk membiasakan anak membantu anggota keluarga yang lain, memberikan tanggung jawab kepada anak sejak dini, memberitahu anak agar tidak usil pada orang lain terutama temannya sendiri. Dikemas dalam bentuk komik full warna dengan profil tokoh yang lucu-lucu sehingga sangat menarik anak.
· Cocok bagi anak laki-laki maupun perempuan karena komik ini dikemas khusus sehingga sangat menarik untuk dibaca.
Pengemasan media (kelebihan & kelemahan)
Kelebihan buku good manners :
· Buku dikemas bergambar dan berwarna, menggunakan dua bahasa (Inggris dan Indonesia), gambar sederhana dan mudah dicerna, sesuai tujuan dan sesuai usia yang dituju sehingga bermanfaat bagi anak, bahasa yang digunakan lugas dan jelas.
Kelemahan :
· Gambar kurang menarik (tidak lucu) bagi anak-anak, warna gambar terlihat pudar sehingga anak kurang tertarik,
Kelebihan komik upin dan ipin :
· Dikemas dalam bentuk komik full warna, gambar berupa animasi 3 dimensi, sesuai usia yang dituju, sesuai tujuan sehingga bermanfaat bagi anak
Kelemahan :
· Ceritanya terlalu bertele-tele, pesan yang disampikan tidak mudah dimengerti oleh pembaca apalagi anak-anak.
Teori yang relevan
*buku good manners
Menurut Jean Piaget anak usia 3-5 tahun masuk dalam tahap pra-oprasional yaitu anak tidak bisa melihat dari sudut pandang orang lain. Buku ini mengajarkan anak untuk dapat mengerti perasaan orang lain. Dalam tahap ini, anak juga belum mampu berpikir sistematis dan rumit. Buku ini menampilkan cerita bergambar dengan kata-kata yang lugas dan mengena sehingga mudah dimengerti oleh anak.
*komik upin & ipin
Menurut Jean Piaget anak usia taman kanak-kanak dan sekolah dasar memiliki kecenderungan untuk meniru orang di sekelilingnya. Komik ini menceritakan hal-hal baik yang dapat ditiru oleh anak-anak termasuk dalam hal berteman.

Analisis dari kedua media :
Buku Good Manners merupakan buku yang bagus untuk dibaca anak-anak karena buku ini mengajari anak tentang pentingnya menyapa dan membalas sapaan orang lain, berempati, serta menghormati dan menghargai perasaan orang lain. Sedangkan komik Upin & Ipin merupakan komik hiburan bagi anak-anak namun tetap memberikan pesan yang baik tapi disajikan secara tersirat sehingga anak perlu bimbingan orang yang lebih tua untuk mencernanya.
Buku Good Manners disajikan dengan konsep cerita bergambar dan berwarna namun kurang menarik, menggunakan bahasa yang ringan, lugas dan mudah dimengerti. Sedangakan komik Upin & Ipin disajikan dengan konsep gambar animasi 3 dimensi dengan warna yang sangat menarik namun bahasanya kurang dapat dimngerti terutama oleh anak-anak
My opinion/conclusion :
Heemmm..kaloo menurutkuu pribadii sii emang upin&ipin tuu lebih lucu dan menarik isi komiknya buat dibaca anak-anak, dan pasti deh kalo ada anak kecil bakal pilih nii komik soalnya buat ngeliat gambarnya ajaa pasti uda sukaa.hahahaha..tapii..kalo di dalam komik nii kayaknya untuk anak kecil bakal susah ngerti untuk tau pesan di dalam cerita tersebut,jadi butuh penjelasan extra buat orang tua nerangin apa maksud cerita dari komik tersebut,soalnyakan anak2 jaman sekarang suka banget tuu pengen tauu.(kayak ade sepupu saya yang masih kecil,kalo dia gak tauu,ampuunn pastii cerewet sukaa Tanya,Tanya..”kenapa??” “apa tuu??” “kenapa tuu??” ..huufth..ampe bingung mau jawab apaa TT)
Nah sedangkan buku good manners beda banget ama komik upin & ipin ,karena menurut saya buku ini bagus banget buat anak-anak agar mereka mengerti bagaimana cara bersosialisasi dengan orang lain,jadii saran saya buat para orang tua,sebaiknya lebih bagus kalo memberikan buku seperti buku good manners ini pada anak-anak berusia 3-5 tahun,supaya anak lebih mudah mengetahui bahwa bersosialisasi itu penting,dan buku ini juga bergambar yang membuat anak tetap mau melihat dan membaca isinya,dan orang tuapun bisa dengan mudah menjelaskan pada anak arti dan maksud isi dan gambar yang ada di dalam buku good manners ini,tidak hanya itu,bagi para orang tua yang ingin anaknya belajar bahasa inggris sejak dini,buku ini bisa membantu para orangtua untuk mengajari bahasa inggris dasar bagi anaknya,karena buku ini menggunakan dua bahasa,bahasa inggris dan Indonesia.
Nah udaa tauu dunn apa bedanya komik upin & ipin ama buku good manners buat anak-anak atau mungkin buat adek-adek kita..;)..heemm..moga-moga bermanfaat,hehehehe..ywdaa deh kayaknyaa ampee sinii duluu..kapan-kapan lanjut..mau mandii duluu niii ..hohohoho…:p
^^v

Jumat, 04 Juni 2010

anak dan media

wahh..blog terakhir nii kayaknya..blog ke 6..hehehe..hmm..tentang anak dan mediaa..waahhh..apaa yaaa???

"power ranger..berubah..!!" "ayo cepat kita serang merekaa..'' kayaknya itu deh beberapa kalimat yang sering kita dengar yang kebanyakan diucapkan oleh anak laki-laki yang baru beranjak TK.
ataupun anak perempuan yang sering mengikuti gerakan-gerakan kartun favorit mereka di televisi,misalnya saja menirukan gaya Dora.

nah kayak gitu itu beberapa perkataan dan perilaku yang ditirukan oleh anak-anak dari media, yaitu televisi. Mungkin hal tersebut masih dapat dikatakan beruntung karena apa yang ditirukan tidak sampai melukai orang lain secara fisik dan mental, bahkan cenderung terlihat lucu bagi orang dewasa didekatnya.

Tetapi bagaimana jika anak menyaksikan tayangan yang penuh dengan adegan kekerasaan, kemudian menirukannya, misalnya: anak menirukan adegan pada acara televisi smack down lalu ia memukul temannya, loncat dari ketinggian dan menindih temannya, hingga teman kesakitan atau dirinya terluka. haduuu..ngerii banged gag sii kalo uda gini?? jangan sampe deh..

hemm..mau tau gag Mengapa anak-anak mudah sekali menirukan adegan-adegan yang ditayangkan oleh Televisi?

Seperti kita ketahui bahwa anak-anak senang sekali menonton TV. Mereka tidak segan-segan untuk duduk di depan kotak ajaib tersebut selama berjam-jam. Dalam sebuah penelitian, anak-anak usia pra sekolah menunjukkan minat yang lebih besar pada TV ketimbang usia sekolah. Hal ini dikarenakan anak balita cenderung terbatas teman bermainnya dan lebih banyak tinggal dirumah.

Namun hal ini cukup berbahaya bagi perkembangan karakter anak jika tidak terkontrol karena mereka jika melihat sesuatu langsung dimasukkan dan percaya tanpa dipilih-pilih. Mereka akan lebih mudah merekam hal-hal yang menyenangkan dan berlangsung terus menerus. Hal ini terjadi karena mereka tidak punya pengalaman, dan dalam benak mereka belum ada program penyaring.

Anak- anak mampu membedakan kenyataan dan fantasi pada usia sembilan tahun. Sehingga anak-anak dibawah usia 9 tahun membutuhkan dampingan orang tua untuk mengetahui manakah hal-hal yang nyata dan yang hanya sekedar fantasi.

Banyak hal yang belum diketahui oleh seorang anak, oleh karena itu jika tidak ada yang memberi tahu ia akan mencari sendiri dengan mencoba-coba dan meniru dari orang dewasa. Apakah hasil percobaan maupun peniruannya benar atau salah, anak mungkin tidak tahu. Di sinilah tugas ayah dan bunda untuk selalu memberi pengertian kepada anak secara konsisten. nah tapii menurut Albert Bandura nih, seorang tokoh Psikologi (tentunya), sikap, tabiat dan tingkah laku individu itu dipelajari dan ditiru dari interaksinya dengan dengan orang lain.

Bandura mengatakan individu meneruskan ataupun mengubah sikap dan tabiatnya karena adanya faktor-faktor pengukuh yang mempengaruhi perilakunya. Menurut Teori Bandura, ada dua jenis faktor penguat. Yang pertama adalah faktor-faktor di luar diri individu, yaitu kejadian yang dialaminya secara langsung akibat perilakunya. Salah satu contoh faktor pengukuh adalah pujian dan celaan yang diterima setelah melakukan sesuatu perbuatan. Faktor penguat kedua adalah faktor-faktor yang berasal dari individu itu sendiri, konsep diri dan harga diri yang akan mempengaruhi sikap, tabiat dan perilaku nya.

Dari orang-orang di sekeliling, individu akan belajar role-playing atau bermain peran. Setiap hari, seseorang bermain peran, karena dia selalu membayangkan dirinya berfikir, berbuat dan berasa seperti orang lain. Individu itu membayangkan apa yang akan dilakukan dan apa yang akan dikatakan oleh orang lain tentang dirinya. Dia juga membayangkan apabila dia sendiri yang berada dalam keadaan mereka, apa yang akan dilakukannya ataupun apa yang akan dikatakan. Hal ini menjadikan orang lain menjadi sumber sikap, tabiat dan tingkah laku individu.

Dengan kata lain individu akan meniru kesan dari sikap, tabiat dan tingkah laku yang ditangkap dari model, melakukan role-model atau model peranan. Individu itu mempelajari dan mengamalkan suatu sikap, tabiat dan tingkah laku dengan memerhatikan sikap, tabiat dan tingkah laku orang lain di sekelilingnya. Orang yang ditiru disebut model.

Pada umumnya role-model anak-anak adalah orang tua, karena orang tua merupakan figur terdekat anak dan dianggap memiliki frekuensi berinteraksi dengan anak yang cukup sering. Namun ketika anak lebih sering berinteraksi dengan media televisi, maka ia akan lebih banyak mempelajari banyak hal dari televisi. Untuk mempelajarinya ia melakukan modelling (meniru) terhadap berbagai hal yang ia saksikan di media tersebut. Karena keterbatasan kemampuan kognitif, dan pengetahuan yang dimiliki, maka anak-anak langsung saja menirukan hal-hal yang ia saksikan.

Perbuatan meniru-niru orang lain mempunyai kebaikan. Apabila tabiat yang kita tiru adalah tabiat-tabiat positif seperti bersedekah, belajar ilmu-ilmu baru dan rajin bekerja. Sikap ini mempunyai keburukan apabila individu itu meniru-niru perbuatan yang tidak ada kebaikan, tentunya akan memberikan kerugian bagi diri sendiri.

heemm..ternyata ngerii banget yaa kaloo seorang anak udah terpengaruh media,salah satunya media televisi. makanya disaat tumbuh kembangnyaa anak,kayaknya ada baiknya nii (ciieee..sok nasehatin juga ;p) kalo orang tua turut serta di dalamnya,jadii yaa kalo anak lagi nonton tv,jangan dibiarkan anak nonton tv sendirian,ada baiknya orang tua ikut menonton tv sambil memberikan pengarahan baik dan buruk serta boleh atau tidaknya ditiru adegan di film tersebut,,tapii emang ,yaaa..kudu sabarr jugaaa sii ngadepin anak kecil..hehehehee..
namanya jugaa anak-anak ^^v

anak dan sekolah

heemmh..blog ke 5 nii..hehe..tentang anak dan sekolah..
wah kalo ini sii pendidikan anak
memang sangat penting. Pendidikan dari sekolah akan membantu seorang anak bukan hanya mengerti teori dari mata pelajaran yang diajarkan, namun yang terpenting yaitu cara belajar yang terstruktur dan baik. Dengan pendidikan yang baik, maka masa depan seorang anak akan lebih terencana dan terjamin. Namun, apakah pendidikan seorang anak hanya dilimpahkan pada sekolah saja? Bagaimana dengan peranan orang tua?

anak dan sekolah..

hemmm..sekolah itu sendiri sebenarnya apa sii..??Kata sekolah berasal dari bahasa Yunani yaitu skho·le´ yang berarti "waktu terluang". Namun dapat juga diartikan menggunakan waktu luang untuk kegiatan belajar. Belakangan kata ini digunakan untuk menunjukkan tempat diselenggarakan kegiatan belajar. Memang pada masa awal kegiatan belajar di tempat khusus seperti ini hanya bisa dinikmati oleh golongan kaya di Yunani. Demikian juga pada zaman dahulu di negeri-negeri lainnya, kegiatan belajar di sekolah hanya bisa dinikmati oleh golongan elit saja.

Saat ini, pendidikan di sekolah telah dapat dinikmati oleh berbagai kalangan dan golongan. Berbagai sekolah didirikan untuk menjadi tempat atau sarana pendidikan bagi anak. Berbagai kurikulum juga dikembangkan untuk sekolah agar dapat membantu anak memiliki cara belajar yang baik dan bermutu. Bagi sebagian besar masyarakat, mereka bisa mendapatkan pendidikan umum di sekolah dengan mudah. Yang termasuk pendidikan umum adalah pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Beberapa jenjang pendidikan yang ada di berbagai sekolah di Indonesia yaitu:

  • Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

    Pendidikan Anak Usia Dini atau PAUD adalah jenjang pendidikan paling awal. Jenjang pendidikan ini memang tidak wajib diikuti seorang anak, mengingat orang-tua juga memiliki kemampuan penuh untuk melakukannya. Pada jenjang ini, anak akan dibina agar siap memasuki pendidikan umum. Karena itu, pada jenjang ini lebih ditekankan untuk merangsang pikiran anak dan perkembangan jasmani seorang anak.
    • Usia: 0 - 6 tahun
    • Contoh: Kelompok bermain (play group) dan Taman Kanak-kanak (TK)
  • Pendidikan Dasar

    Pendidikan dasar adalah pendidikan yang wajib diikuti seorang anak selama 9 tahun. Pendidikan ini merupakan awal dari pendidikan seorang anak karena melatih seorang anak untuk membaca dengan baik, mengasah kemampuan berhitung serta berpikir. Pendidikan dasar mempersiapkan seorang anak untuk memasuki jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar umumnya dibagi menjadi 2 tahap, yaitu 6 tahun pertama di kelas 1 sampai 6. Kemudian dilanjutkan tahap berikutnya pada kelas 7 sampai 9 selama 3 tahun.
    • Usia: mulai usia 7 tahun
    • Contoh pendidikan dasar tahap pertama (6 tahun): Sekolah Dasar (SD), Madrasah Ibtidaiyah (MI)
    • Contoh pendidikan dasar tahap kedua (3 tahun): Sekolah Menengah Pertama (SMP), Madrasah Tsanawiyah (MT)
  • Pendidikan Menengah

    Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan menengah diselenggarakan selama 3 tahun. Beberapa jenis pendidikan menengah juga telah mempersiapkan seseorang memiliki keterampilan tertentu untuk dipersiapkan langsung ke lapangan kerja.
    • Contoh: Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA)
    • Contoh sekolah kejuruan: Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Madrasah Aliyah Kejuruan
  • Pendidikan Tinggi

    Pendidikan tinggi merupakan lanjutan dari pendidikan menengah. Pendidikan tinggi diselenggarakan bukan lagi di sekolah melainkan di perguruan tinggi.
    • Contoh: Akademi, Politeknik, Sekolah Tinggi, Institut, Universitas

Kunci Pendidikan yang Baik

Sekolah telah menyediakan serangkaian materi untuk mendidik seorang anak hingga dewasa termasuk perkembangan dirinya. Namun, tanggung jawab pendidikan bukan semata-mata menjadi tanggung jawab sekolah. Kunci menuju pendidikan yang baik adalah keterlibatan orang dewasa yaitu orang-tua yang penuh perhatian. Jika orang-tua terlibat langsung dalam pendidikan anak-anak di sekolah, maka prestasi anak tersebut akan meningkat. Setiap siswa yang berprestasi dan berhasil menamatkan pendidikan dengan hasil baik selalu memiliki orang-tua yang selalu bersikap mendukung. Apa yang dapat dilakukan oleh orang-tua bagi anaknya setelah mereka memasuki pendidikan di sekolah? Berikut ini beberapa hal yang perlu dilakukan oleh orang-tua agar anaknya dapat berprestasi di sekolah.

  • Dukungan Orang-Tua

    Orang-tua sebaiknya memberi perhatian kepada anak-anak mereka dan menanamkan kepada mereka nilai dan tujuan pendidikan. Mereka juga berupaya mengetahui perkembangan anak mereka di sekolah. Caranya adalah dengan berkunjung ke sekolah untuk melihat situasi dan lingkungan pendidikan di sekolah. Menaruh minat terhadap aktivitas sekolah akan secara langsung mempengaruhi pendidikan anak Anda.
  • Kerja Sama dengan Guru

    Biasanya apabila timbul masalah-masalah gawat, barulah beberapa orang-tua menghubungi guru anak-anak mereka. Sebaiknya, orang-tua perlu mengenal guru di sekolah dan menjalin hubungan yang baik dengan mereka. Berkomunikasilah dengan guru untuk perkembangan anak Anda. Guru juga perlu diberitahu bahwa Anda memandang penting pendidikan anak Anda di sekolah sebagai bagian kehidupannya. Ini akan membuat guru lebih memperhatikan anak Anda. Hadirilah pertemuan orang-tua murid dan guru yang diselenggarakan oleh sekolah. Pada pertemuan ini, Anda memiliki kesempatan untuk mengetahui prestasi akademis anak Anda serta perkembangan anak Anda di sekolah.

    Jika seorang guru mengatakan hal yang buruk mengenai anak Anda, dengarkan guru tersebut dengan penuh respek, dan selidiki apa yang ia katakan. Anda juga dapat menanyai guru-guru di sekolah mengenai prestasi, sikap, dan kehadiran anak di sekolah. Jika seorang anak sering bermuka dua, maka penjelasan dari guru bisa jadi mengungkap hal-hal yang disembunyikan anak Anda saat bersikap manis di rumah.
  • Sediakan waktu untuk anak

    Selalu sediakan waktu yang cukup banyak bagi anak Anda. Jika anak pulang sekolah, umumnya mereka cukup stres dengan beban pekerjaan rumah, ulangan, maupun problem lainnya. Sungguh ideal jika orang-tua misalnya seorang ibu berada di rumah pada saat anak-anak di rumah. Seorang anak akan senang bercerita ketika pulang sekolah seraya mengeluarkan semua keluhan dan bebannya kepada orang-tua. Bisa jadi mereka mulai menceritakan teman-temannya yang nakal yang mulai menawari rokok dan narkoba. Anda bisa segera tanggap dengan hal tersebut jika Anda menyediakan waktu bagi anak-anak Anda.
  • Awasi kegiatan belajar di rumah

    Tunjukkan Anda berminat pada pendidikan anak Anda. Pastikan anak-anak Anda sudah mengerjakan pekerjaan rumah (PR) mereka. Wajibkan diri Anda untuk mempelajari sesuatu bersama anak-anak Anda. Membacalah bersama-sama mereka. Jangan lupa jadwalkan waktu setiap hari untuk memeriksa pekerjaan rumah anak Anda. Kendalikan waktu menonton TV, Internet dan bermain game dari anak-anak Anda.
  • Ajari tanggung jawab

    Sekolah umumnya akan memberi banyak tugas untuk dipersiapkan anak di rumah dan di sekolah. Apakah mereka mengerjakan tugas-tugas itu dengan benar dan baik? Seorang anak dapat bertanggung jawab mengerjakan tugas mereka di sekolah jika Anda telah mengajar mereka untuk mengerjakan tanggung jawab di rumah. Cobalah mulai memberikan anak Anda pekerjaan rumah tangga rutin setiap hari seperti membersihkan tempat tidur sendiri menurut jadwal yang spesifik. Pelatihan di rumah seperti itu akan membutuhkan banyak upaya di pihak Anda karena perlu diawasi. Tetapi hal itu akan mengajar anak Anda rasa tanggung jawab yang mereka butuhkan agar berhasil di sekolah dan di kemudian hari dalam kehidupan.
  • Disiplin

    Jalankan disiplin dengan tegas namun dengan penuh kasih sayang. Jika Anda selalu menuruti keinginan anak, maka mereka akan menjadi manja dan tidak bertanggung jawab. Problem lain bisa muncul jika Anda terlalu memanjakan anak Anda seperti seks remaja, narkoba, prestasi yang buruk, dan masalah lainnya.
  • kesehatan

    Jaga kesehatan anak Anda agar prestasi belajarnya tidak terganggu. Buat jadwal tidur yang cukup untuk anak Anda. Anak-anak yang kelelahan tidak dapat belajar dengan baik. Lalu hindari makanan seperti junk food, karena selain menyebabkan problem obesitas, juga mendatangkan pengaruh yang buruk terhadap kesanggupannya untuk berkonsentrasi.
  • Jadi teman terbaik

    Jadilah teman terbaik bagi anak Anda. Luangkan waktu untuk berbagi berbagai hal dengan mereka. Seorang anak membutuhkan semua teman yang matang yang bisa ia dapatkan.

Sebagai orang-tua, Anda dapat menghindari banyak problem dan kekhawatiran atas pendidikan anak Anda dengan mengingat bahwa kerja sama yang sukses dibangun di atas komunikasi yang baik. Kerja sama yang baik dengan para pendidik di sekolah juga dapat membantu melindungi anak Anda.

wahhh..kayaknya uda lengkap nii buad para ibu-ibu apalagi ibu-ibu muda atau mungkin bekal temen-temen yang mau nikah muda trus punya anak biar anaknya ntr bisa kita rawat (emangnya taneman..) dengan baik dan mempunyai pendidikan dan sekolah yang baik nantinya..amiin..^^V

anak dan teman

wah.. blog ke 4 nii..tentang anak dan teman..heeemmmhh..
berhubung aye belum punya anak nii jadii yaa sebenarnya kurang tauu juga gimana kalo seorang ada dengan temannya,hehehehe..tapiii..darii salah satu sumber si internet yang pernah aku baca,katanya nih Seorang anak yang memiliki ikatan yang kuat dengan sang ibu selama masa sebelum sekolah bisa memicu anak lebih mudah mendapatkan teman saat sudah sekolah nanti.
hemm..kira-kira bener gag yaa ??

katanya sih "Fakta yang meyakinkan, hubungan emosional yang terbuka antara ibu dan anak, akan membantu anak-anak lebih bisa mengembangkan segala sesuatu lebih positif sehingga mengurangi prasangka terhadap yang lain. Ini juga bisa membantu menjalin persahabatan yang lebih baik selama masa awal sekolah," ujar peneliti Nancy McElwain dari University of Illinois.McElwain dan tim, meneliti 1.071 anak-anak dari National Institute of Child Health and Human Development Study of Early Child Care and Youth Development.

Peneliti menemukan hubungan antara ibu dan anak dimulai saat usia 3 tahun. Bagaimana terbukanya ibu terhadap anak-anak maupun sebaliknya serta komunikasi mengenai emosional sudah terjalin saat anak-anak berusia 4-4,5 tahun. Pada usia tersebut dan mulai masuk taman kanak-kanak, anak-anak dinilai dalam kemampuan bahasa dan bagaimana anak-anak tersebut berinteraksi terhadap sesama teman dalam situasi sosial yang baru. Selain itu, guru dan ibu diminta untuk melaporkan bagaimana kualitas hubungan anak-anak dengan teman dekatnya di kelas.Anak-anak yang memiliki hubungan yang dekat dengan ibunya akan mulai terbuka secara emosional pada usia 3 tahun dan memiliki kemampuan berbahasa yang lebih baik saat berusia 4-4,5 tahun. Hasil ini menunjukkan bahwa cara anak menafsirkan kelakuan orang lain mungkin dimulai dari perkembangan awal dari hubungan di dalam keluarga, dan interpretasi ini menjadi penting untuk membantu anak mendapatkan teman-teman baru suatu saat nanti.

Ketika anak-anak merasa nyaman berbicara tentang emosinya khususnya emosi yang negatif, ini akan meningkatkan persaingan sosial dengan teman sekelas dan membantu anak lebih mudah untuk mendapatkan teman. Semoga sajaa..kita doakan ajaa yang terbaik..:)